PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) meyakini pertumbuhan penjualan semen perseroan akan mencapai 5% hingga akhir tahun 2016.
Meskipun, secara industri, penjualan semen turun karena kelebihan suplai sebesar 9% dari permintaan yang hanya 4%.
Menurut Direktur Utama SMGR, Rizkan Chandra, mengerek pertumbuhan tersebut dengan menyasar pasar regional. Pertumbuhan volume penjualan semen perseroan hanya tumbuh 3-4 persen hingga akhir Mei 2016.
“Ke depan ada perubahan arah pasar, dari lokal menjadi regional. Negara-negara Asia selatan seperti India, Banglades, Srilangka, dapat dijadikan pasar baru,” ujar dia di Jakarta, Jumat (10/6/2016).
Pasar regional yang disebutkan tadi, sambung dia, lebih dekat ditempuh dari Padang, Sumatera Barat. Dibandingkan mendatangkan semen dari India sebelah barat harus mengitari laut Hindia.
Secara geografis biarpun India Barat satu benua dengan pasar yang akan digarap Semen Indonesia, namun secara logistik lebih efisien dari Indonesia.
“Nah, itu prospek yang positif bagi SMGR. Kami yakin hingga akhir 2016 akan mencapai 5% seiring dengan berjalannya proyek infrastruktur,” kata dia.
SMGR mencatat kinerja pendapatan sebesar Rp6,02 triliun di kuartal I-2016 atau turun lima persen bila dibandingkan periode yang sama di 2015 sebesar Rp6,34 triliun.
Penurunan pendapatan disebabkan oleh turunnya volume penjualan menjadi 6,56 juta ton atau turun 0,9 persen dari periode yang sama di 2015 sebesar 6,61 juta ton. [jin]